Minggu, 18 Oktober 2015

#3 I (Wish) Can Let You Go

Dear,

Sudah satu tahun sejak aku melantunkan janji untuk mengungkapkan semuanya, berkali-kali kucoba mengubungimu agar hati ini tak lagi menyimpan rahasia rasa padamu. Tapi tampaknya sudah jelas, tak perlu aku coba lagi menghubungimu, tak perlu lagi aku coba menemuimu. Biarlah rasa ini menguap, meninggalkan hati yang sudah lelah, meninggalkan ruang yang siap untuk diisi lagi.

Dear, let me tell you something.
Memendam itu ngga enak. Sungguh.
Aku memendam rasa padamu sejak 5 tahun yang lalu. Ya, selama itu aku memendamnya.
(Can you imagine how hurt it is?)
Ya, aku sudah menyimpan rasa sejak kamu 'berpacaran' dengan teman sekelas kita.
Aku menyimpan rasa sakit saat kamu bermesraan di depanku.
Saat kamu bercerita bahwa kamu suka dengan temanku dengan mata berbinar-binar, aku hanya bisa tersenyum miris.
Kenapa bukan aku yang kamu ceritakan?

Dear,
Lima tahun cukup bagiku untuk tahu seperti apa yang kamu cari.
Well, memang secara fisik bukan aku yang kamu cari.

Remember our conversation in the car when we were going home together? We talked a lot about future.
You said, "Reach your dreams first, then that think about love."
Ok, I accepted it. Let me reach my dreams, let me moving on, let me prove that I can let you go.
InsyaAllah He will guide us to the best way.
Let Allah SWT. show His miracle.

Seorang teman pernah mengatakan bahwa kita adalah rumah bagi seseorang. Sejauh apapun dan selama apapun kamu pergi, kamu akan tetap kembali. Karena tak akan pernah ada yang bisa menggantikan rasa nyaman rumah.

Dear OS
Aku tak menuntut apapun. Aku tak menuntut kamu untuk mencoba memiliki rasa yang sama.
Aku hanya menuntut kamu untuk tetap jadi sahabat yang baik, tetap jadi orang yang menyenangkan.
Tetap menyebalkan. Hahaha

Dear, semoga aku dan kamu menemukan rumah yang memberi kenyamanan sepenuhnya untuk kita.
Dan jika memang Allah SWT tidak menakdirkan kita berjodoh, semoga kita tak saling menyakiti.


Love

RG